KEWALIAN
DAN KAROMAHNYA.
Hampir
semua narasumber yang secara langsung kenal dengan beliau dan pernah berjumpa
secara langsung berkata, bahwa TGH.M Ridwanullah seorang ulama sufi yang
memiliki karomah. Ketika ditanyakan mengapa dianggap sebagai seorang waliyullah
(wali) umumnya narasumber dan informan mengemukakan alasan dan argumentasi yang
pada intinya tidak berbeda dengan pemahaman kita tentang waliyullah dan karomah
secara umum.Imam Gazali dalam ihya`ulumuddin mengungkapkan bahwa para nabi dan
wali itu adalah manusia biasa seperti kita-kita juga, tetapi qolbunyalah (hati)
yang luarbiasa bersih dan sucinya sehingga diumpamakanya sebagai sebuah cermin
yang bening,bersih dari sifat-sifat yang tercela. Qolbu yang mulia itu begitu
transparan dalam menerima pancaran Nur`ilahi; begitu mudahnya menerima apa yang
tertera di lauhil mahfudz. Waliyullah adalah manusia yang tingkatan qalbunya
(hati) telah mendekati tingkatan kebesaran dan ketinggian qalbu para nabi
(Mustafa Zahri, 1984 : 18)
Dengan demikian, Waliyullah yakni orang-orang yang
memiliki qolbu (hati) yang bersih, mendekati kebesaran dan ketinggian derajat
qalbu para nabi, yang karenanya lalu dimuliakan Allah,.Dengan sifat yang
demikian itu maka mereka
yang tergolong demikian akan mudah melakukan sesuatu perbuatan yang
besar;perbuatan-perbuatan yang diluar kemampuan manusia biasa karena rido ilahi
tadi. Perbuatan manusia yang berada di luar qoridor jangkauan manusia yang ada
para nabi lalu kita sebut sebagai” Mukjizat‟ sedang yang ada pada para
waliyullah itu kita sebut ”Karomah’ (keramat).
Prof.
Dr Hamka (Haji Abdul Malik Karim Abdullah) dalam bukunya “Tasawwuf dari abad ke
abad” mengemukakan bahwa kata “karomah” merupakan penafsiran dari kata”
akroma” dengan mengutip firman Allah dalam Al-Qur`an” inna akramakum
indallah atqakum” (yang termulia diantara kamu disisi Allah ialah yang
paling taqwa) (Mustafa Zahri, 1984:184) Dengan demikian, “karomah” yang
merupakan penafsiran dari kata “Akramakum‟ itu lalu di dalam bahasa kita
sehari-hari diterjemahkan menjadi “ keramat’ Jadi orang yang memiliki
karomah adalah orang yang dimuliakan Allah. orang yang adalah orang dimuliakan
Allah karena kedekatannya dengan Allah,
Kembali ke TGH .M. Ridwanullah (Guru ido`) beliau
merupakan ulama sufi dengan berbagai karomahnya. Meski telah wafat tahun 2015
namun cerita kehidupan beliau hingga kini tetap merupakan cerita yang tetap
berkembang seperti tak pernah using, Apakah ini juga merupakan sebuah karomah?
Adalah suatu yang pantas menjadi bahan renungan!! yang jelas bahwa apabila kita
kaitkan karomah yang beliau miliki dengan dua macam karomah yakni karomah yang”
Maknawiyah” sebagai kekeramatan yang dimiliki seorang waliyullah yang
dikenal orang sebatas hidupnya sedangkan karomah” hissiyah” sebagai kekeramatan
yang dimiliki seorang waliyullah yang dikenal orang sampai sampai dengan yang
bersangkutan telah meninggal dunia sekalipun; dapat kita katakan bahwa
berdasarkan bukti nyata bawa hingga kini para pengikut (murid) beliau tak
pernah melupakan beliau maka kiranya tak salah jika kita katakan bahwa TGH.M.
Ridwanullah sebagai seorang waliyullah yang hissiyah tadi. Hal ini dapat
dilihat dari berbagai peristiwa yang hingga kini masih tetap menjadi
perbincangan para murid beliau, untuk lebih jelasnya berikut hasill wawancara
penulis dengan pengikut (murid) beliau:
1) Berada di banyak tempat dalam waktu
bersamaan
Orang boleh percaya dan
boleh pula tidak karena ktidak dapat kita paksakan untuk mau percaya; ucap Hj
Fatimatuzzahro ketika ditanya komentarnya tentang,“ kewalian; beliau.
Ciri-ciri unik perjanan beliau bisa digunakan sebagai dalil bahwa beliau
seorang waliyullah, siapa yang secara awam sekarang ini berada di banyak tempat
dalam waktu yang bersamaan kalau bukan orang yang dekat dengan Allah? bukan
hanya menjadi imam di berbagai masjid dalam satu hari jum`at .memberikan
pengajian diberbagai tempat dalam waktu yang serempak, mungkinkah orang
mengajar mengaji di tegal sementara juga mengajar di Tempos ? ketika berada di
kampung Beremi orang juga melihat beliau di Bima dan Sumbawa. Seperti juga yang
diceritakan Ust H. Adnan Ibrahim (murid angkatan pertama) “ Pada tahun 2000
waktu itu baru turun jum`atan dan saya pergi mandi ke ceroco (tempat mandi) dan
saya melihat beliau dibonceng menuju arah timur (mingkin ada undangan) selang
beberapa menit saya pulang ke pondok, ternyata beliau sedang
duduk di gedeng(rumah) aneh bukan, peristiwa-peristiwa demikian senantiasa
merupakan buah bibir masyarakat tentang sosok beliau
1) kehabisan Bensin ditengah Perjalanan
Hj Fatimatuzzahro(istri) bercerita,”
Suatu hari pernah beliau diundang ke wilayah Lombok tengah, namun saya lupa
nama desa itu,katanya,” beliau dibonceng oleh seorang murid dan saya lupa juga
nama murid itu karena kejadiannya udah lama, singkat cerita, di tengah perjalan
sepeda motor kehabisan bensin dan dagang bensin jauh dan waktu udah malam
lantas si murid itu bingung,dan berkata,” “Abah bih bensin montor niki”,(
habis bensin montor ini) “Oh, lemun meno baitan aik sawah tie,sedokan sik
helem”,kata beliau, (kalo gitu,ambil air sawah itu ) si murid ini manut
perintah beliau, lantas apa yang terjadi, sepeda motor itu bisa hidup dan lari
kencang.( Fatimatuzzahro: wawancara 11 maret 2016)
2)
Ingin
Berjumpa Seorang Syeikh di Mekah
Pada tahun 90 an beliau
bersama istri berangkat ke mekah, Hj Fatimatuzzahro (istri) bercerita, “Sebelum
akan berangkat ke mekkah beliau curhat ke saya (istri) “melet bedait kance
syeikh pengarang kitab sak elek mekkah no, melet sik kitab no. (saya ingin
sekali bertemu syeikh yang di mekkah itu, saya ingin kitabnya)” dia menyahut
(istri) “lemund mule ye rizki yak bedait doing kak tuan. (kalau memang
rizki pasti ketemu,)” selang beberapa minggu. beliau bersama istri kemudian
berangkat ke mekkah, dan setiba di mekkah dan tinggal di sana, setelah beberapa
hari tinggal belau dan istri pergi ke taman raudah, disana berdoa, beberapa
menit kemudian, keluarlah beliau, dan dalam perjanan
tiba-tiba datang seorang yang berjubah putih bersih, terlihat gagah
ganteng,membawa tiga buah kitab. Anak muda lantas memanggil beliau,” saya
tercengang katanya ( istri) lalu beliau menghampiri anak muda itu, dan berkata”
“ini kitab itu” kebetulan saja, kitab itulah yang dicari dan
diangan-angankan,” imbuhnya (istri) anak muda itu kemudian menghilang begitu saja.
entah kemana !! (Penuturan Hj Fatimatuzzahro wawancara 11 Maret 2016)
1) Dzikir hingga Jam 3 pada shalat jum`at.
Pada
tahun 2013 tepatnya hari juma`at, belau melaksanakan solat jum`at di Masjid al-hikmah
Dusun bermi Babussalam, kemudian
stelah usai solat dilanjut dengan dzikir dan do`a, hal ini biasa dilakukan
dalam proses solat. Namun, pada saat itu tumben beliau dzkirnya agak lama
hingga jama`ah yang ikut dzikir dan juga warga sekitar bertanya-tanya, tersipu
heran, ada apa? ,kenapa? hingga jam 3- an belum juga berhenti dzkir, jama`ah
yang duduknya di saf yang paling depan ingin menegur beliau tapi urung hati,
rasanya malu jangan-jangan nanti dimarahi beliau. Akhirnya berhenti beliau
berdzikir ,lalu beliau berdo`a, usai berdoa lantas ada salah seorang jama`ah
yaitu Ustadz Marsan bertanya dengan nada heran, “ Ampure, Abah, tiang
penasaran tumben dzikir agak belo beru niki? (Maaf abah, tumben dzkirnya
agak lama tadi) beliau menjawab, hmm, Arak temoe lek bale( hm, ada tamu di
rumah) setelah kejadian itu masyarakat disekitar memperbincangkan peristiwa
itu, dan masih terngiang hingga kini. (Sumber: H. Turmudzi,) 1) Tidak jadi diguyur hujan,
Pada tahun 2006 semua santri
diperintah untuk pergi ngecor oleh beliau, waktu itu pengecoran bangunan
madrasah tempat perkuliahan disebelah timur musolla, dan saya pada waktu itu
masih nyantri, pada saat proses pengecoran terlihat awan mendung biru pekat,
tampaknya hujan akan turun lebat, sementara para santri dan para undangan yang
ikut ngecor terlihat gamang(munkin dalam hati bertanya pengecoran ditunda)
kemudian ada salah seorang santri lapor ke beliau, “ Abah ruen-ruen yakn
turun hujan ninki” ( Abah, tampaknya hujan akan turun) setelah itu, beliau
berdoa (nyarang ujan) ajaib memang, selang beberapa menit, awan yang biru pekat
itu, melesat hilang, langit yang tadinya mendung berubah terang
benderang.kemudian acara pengecoran dilanjutkan kembali. (M.M, Kejadian tahun
2006)
2)
Kehabisan
Semen Saat Mengecor
Musalla
Haji Muhajirin (70Th) Beremi Krg Dalam Barat, lain lagi
ceritanya;‟saya sebagai koordinator pada saat pengecoran Musalla dekat,
madrasah itu. pada waktu, sekitar jam tiga, acara pengecoran berlangsung alot
saat itu banyak sekali yang ikut ngecor karena jama`ah yang diundang banyak
yang berdatangan, kemudian pada proses pengecoran ternyata persediaan semen
akan habis tinggal empat belas buah (sak) sementara yang belum dicor sepertiga
dari yang sudah dicor,kemudian saya lapor ke beliau, “ Abah, semen yakn aru
bih, keri empat olas, sak tecor masih loek” ( Abah, semen tinggal empat
belas sementara yang akan mau dicor masih banyak) lantas beliau merogoh uang
dikantungnya,kurang lebih 90 ribu, dan bertutur” Beli semen jok gerung”
lalu H Bur kemudian pergi beli semen ke Gerung.
sampai Gerung ternyata toko udah tutup. (ditutup disore hari) kemudian H Bur
kembali ke Pondok dan melapor bahwa toko tutup. singkat cerita, meski tidak ada
semen proses ngecor terus berlanjut dan semen yang empat belas itu udah dipakai
ngecor, tapi ajaib meski semen itu udah dipakai kok semen itu bertambah
jumlahnya digudang tempat taruh semen itu, masih utuh empat belas semen, saya
heran tandasnya, datang dari mana semen itu.” (H. Muhajirin; wawancara 12 Maret
2016)
1) Jarak itu ditempuh hanya dalam beberapa detik
Ustadz
Paisal (65) Beremi Krg Dalam,bercerita“ Pada tahun 1989 beliau mengisi
pengajian di tempos, saya sebagai pengiring beliau saat itu, memang saya
terkadang jadi pengiring beliau sejak masih di Kediri.singkat cerita, pada
waktu asar beliau biasanya solat di masjid tempos seusai mengajar para jama`ah,
tapi saat itu tumben belau tidak solat asar di sana, lantas saya tegur” Abah
wah bian asar niki,”( abah udah terlalu sore ini belum ngasar) kata beliau”
Adeng wah lek bale, (Nanti di rumah) saya memang khawatir jangan-jangan
waktu asar habis, kemudian
kita berangkat pulang, sesampai di pondok saya lihat ke atas (matahari)
tampaknya matahari masih belum terlalu condong,(masih tinggang jelo) padahal
perjanan dari tempos ke pondok kurang lebih sekitar 3 km, dan kita naik
cidomo(cikar) waktu itu,( Ust, Paisal, wawancara, 13 Maret 2016)
2) Suara lantang dan jelas
Harmadi (29 Th) dari Desa Tandek, dia adalah sopir beliau
menurut ceritanya: “Sebenarnya banyak kejadian Aneh yang saya tahu dan alami,
tapi cukup sebagaian yang saya ceritakan,
hal itu, begini ceritanya, suatu hari saya berada dalam kamar, tiba-tiba saja
ada suara yang panggil nama saya, suara itu terdengar jelas hingga dalam
ruangan saya ternyata beliau (Abah) yang memanggil saya dan beliau juga berada
dalam kamar, sementara jarak kamar beliau dan kamar saya agak jauh,”(
Harmadi,wawancara 14 Maret 2016)
1)
Beliau
Bisa Membaca Pikiran Saya.
Muhammad
Ihsan, (22 Th) Lendang Sedi bercerita: “ “Saya termasuk tukang pijit beliau(
tukang orah) pada suatu hari saya ingin minta(amalan) alias wirid tapi saya
tidak bilang apa-apa, cumen niat saja, saya duduk disamping beliau saat itu,
lantas belau bertutur: “Ne wirid no (ini wirid itu”), Saya
ternganga, sambil berkata “Nggih Abah” ternyata beliau bisa baca niat saya (wikan
angen dengan)” ( Muhammad Ihsan, Wawancara 15
Maret 2016)
2)
Orang
itu Tiba-tiba Hilang Seketika,
Marjan (42 Th) Beremi
Karang Dalam Timur, salah satu sopir belau , berkomentar: “ saya sebagai sopir
beliau, tahu betul kepribadian beliau, belau orangnya tawaduk, tawakkal, sabar,
contoh kecil saja, sampe-sampe kalau saya menyetir mobil, dengan kecepatan tinggi,
beliau tidak pernah bilang, pelan-pelan(adeng-adeng) Nah ! soal kejadian-
kejadian aneh banyak yang saya alami sebenarnya, dan ini fakta (nyata) bukan
dibuat-buat atau dapat cerita dari pihak orang lain, kalau ditulis hampir
ratusan lembar saking banyaknya hal-hal aneh yang saya temukan.tapi saya
ceritakan sebagain saja sebagai informasi.” begini ceritanya, pada sore hari,
dan saya lupa harinya, belau mengisi pengajian tempos perempung , usai ngaji
pulang, saat nyampai
di pertengahan perempung dan rincung habis bensin,saya bilang, ‟Bih bensin
mobil niki Abah’( Habis minyak bensin mobil ini Abah) belau menyuruh saya
beli bensin, tapi dagang bensin disekitar wilayah itu tidak ada, dagang bensin
jauh, saya kemudian jalan kaki beli bensin, lumayan jauh, tiba-tiba ada orang
yang bawa sepeda motor suruh saya naik, kebetulan saya beli enam botol, Nah
pada saat saya mau isi bensin baru satu botol dan belum habis minyak itu saya tuang,
tiba-tiba orang yang ngantar saya itu, tidak ada, hilang seketika, saya lihat
kiri kanan, depan belakang, ternyata orang itu menghilang dalam hitungan detik.
Kejadian aneh itu sampai sekarang terngiang (Marjan, 24 Maret 2016)
1)
Pintu
Lemari dalam Keadaan Terkunci
Ustadz H. Adnan Ibrahim (40 th) dari
Desa Jereneng ,bercerita: “pada tahun 1990 saya mau melanjutkan sekolah ke
Madrasah Aliyah Negeri Program Khusus (MAN PK) Mataram, kebetulan saya sendiri
yang diutus kesana karena saya dapat rangking tertinggi saat itu, dan untuk
masuk ke jenjang tersebut harus ada ijazah singkat cerita , pada saat saya mau
ambil ijzah di lemari( tong) ternyata ijazah saya hilang, entah kemana, padahal
saya kunci dan kuncinya saya yang bawa tapi anehnya, didalam lemari saya ada
dua papaya yang sudah matang, sebulan kemudian pada saat mengaji belau bertutur
“ Ne ijasah sai ndekm pikiran ( siapa punya ijasah tidakkah kamu
berfikir ) mendengat ucapan beliau saya tertegun ternyata beliau yang
menaruhkan saya papaya matang (Ustadz.H.Adnan Ibrahim, Wawancara 16 Maret 2016) 1)
Sepulang
Mengaji Tiba-tiba Sapinya Mati
Ustadz
H.Munir (40 Th) dari Desa Jereneng bercerita:” Pada tahun 2002 beliau diundang
pada acara
maulid, dan sekaligus beliau menyampaikan hikmah maulid Nabi Muhammad SAW, pada
saat menyampaikan isi ceramah suara beliau kecil tidak kedengaran oleh sebagain
jama`ah yang duduk diluar masjid, kemudian ada salah seorang jama`ah (tidak
disebut nama) yang nyeletuk, “ Ape unin tuan guru tie, ndk jelas onkat,
( nada kesal) beberapa menit kemudian, pulanglah orang itu, sesampai rumah
ternyata sapinya yang paling besar,sehat itu mati, ( Ustad H.Munir, Wawancara,
16 Maret 2016)
2)
Kuda
Lari Terbirit Kusir Cidomo Jatuh Terpental
Menurut
cerita dari ustadz paisal, bahwa pada tahun 1994 beliau diundang ke desa
tempos, setelah mengaji kemudian berangkat pulang, naik cidomo (cikar) bersama
ustadz paisal ketika sampai dipertengahan jalan penas, tiba-tiba saja kuda itu
lari tunggang langgeng, kemudian kusir cikar dan ustadz paisal jatuh terpental,
hanya beliau saja yang masih di cidomo itu, duduk dengan santé dicikar itu,
anehnya kuda itu lari sampai pondok berhenti seketika dibawah pohon sukun, lalu
beliau turun dengan tenang, ( Ustadz paisal wawancara 13 Maret 2016)
3)
Kedatangan
Tamu
Pada suatu malam tepatnya malam jum`at usai solat magrib
tahun 2004 (tanggal-nya saya lupa) saya silaturrahmi (sowan) ke kediaman
(Gedeng) TGH.M.Ridwanullah, saya berangkat dari rumah setelah solat magrib
ketika saya sampai di kediaman beliau, kebetulan saat itu belum ada
tamu, suasana agak sepi, saya melihat beliau sedang duduk sambil membaca kitab
di ruang pribadi beliau (ruang tamu khusus) saya tidak menyia-nyiakan
kesempatan tersebut langsung saya matur, Asalamu`alaikum,warahmatullah
wabarakatuh, langsung beliau menjawab, “Wa`alikum salam”, dan
langsung beliau bebase. “kedatangan side tepat sekali” mendegar basen
beliau tersebut saya tertegun sesaat sambil bertanya dalam hati (apa maksud
beliau) saya coba memberanikan diri untuk bertanya, belum sempat saya bertanya
beliau langsung bebase, “ Mangkin jakn dating temui side ndot lek niki,tiang
jak sembahyang juluk”. Saya semakin bingung sambil duduk termenung
sendirian, hati saya bertanya-tanya, baru saja beliau berjalan menuju tempat
solat /dalam gedeng tiba-tiba datanglah tamu yang dimaksud beliau, tamu tersebut mengucapkan,Assalamua`alikum,warahmatullah,wabarakatuh,
seketika beliau tidak sampai hitungan menit langsung beliau menjawab salam
tamu tersebut dan mempersilahkan duduk, beliau duduk menghadap
utara dan tamu tersebut sebelah kanan beliau. pertemuan tersebut berlangsung
tepat selama 19 menit (kebetulan disebelah barat ada jam tergantung di dinding)
selama saya disuruh untuk mencari air minum anehnya, saat itu tidak ada air
minum yang ketemukan, setelah kurang lebih 10 menit saya mencari air, saya
tidak mendapatkan dengan perasaan berat, tiang matur pada beliau, dengan bijak
beliau bebase” sang endek man mbeli” setelah saya matur saya hendak
keluar, beliau langsung bebase. “Tokol lek te” saya duduk di sebelah
timur menghadap barat, selama saya duduk tidak pernah terjadi dialog antara
Abah dengan tamu tersebut, ketika tamu tersebut
hendak pamitan Abah langsung mengangkat kedua tangan dan berdoa. Saat itulah
saya menyaksikan tubuh tamu tersebut bergetar keras bagai orang kesurupan, saya
segera berdiri mengambil posisi dibelakang tamu tersebut, pikir saya jika tamu
itu jatuh saya bisa langsung menahannya dari belakang. Ternyata setelah Abah
selesai berdoa geteran tubuh tamu berangsur-angsur normal dan kemudian
terhenti. Setelah itu, tamu tersebut segera mohon diri meninggalkan kamar tamu
Abah. Sesaat
setelah tamu tersebut dan Alhamdulillah saya sempat salaman dan (Mua`naqah),
keluar dari pintu belok ke arah selatan, ukurannya belum sampai kejalan raya sebelah
timur Abah langsung bebase” Deok temoe nike” langsung saya lari keluar. Subhanallah!!...
Diluar tidak ada siapa-siapa, tambah penasaran, dengan perasaan berat saya
matur pada Abah. setelah mendengar laporan saya beliau tersenyum sambil bebase”
Taokm sak dateng beru nike” tiang jawab” Nenten Abah” Oh! Basen
beliau. “lemak kebadakm”. Mendengar basen beliau tersebut saya langsung
pamit Dalam perjalanan menuju ke rumah, saya mengingat-ingat kembali peristiwa
ghoib itu, hati saya berkata,” (tamu tadi bukan orang sembarang), peristiwa
yang terjadi pada diri tamu tadi segera saya hubungkan dengan kedalaman ilmu
tarekat beliau. Barangkali kedua ulama tadi (Abah dengan tamu) itu sudah saling
kontak batin.(Sumber: Ustadz Rahmat, 24( dua puluh empat) Maret 2016)
1)
Berada
di Tiga Tempat
Pada tanggal 2 (dua) Februari 2005 Jam 09.30 Wita.
kebiasaan beliau sebelum mengajar sempatkan diri untuk ngontrol bangunan
sekaligus menyambang tukang bangunan kebetulan saat itu tukangnya Tuak Nuriman). Abah
terkenal perokok berat, ketika nyambang, rokok beliau tiba-tiba habis, saya
bermaksud salam beliau namun langsung menyuruh saya mengambil rokok di tempat
beliau biasa mutala`ah, jarak antara bangunan dan gedeng (rumah) beliau sekitar
100 meter,dan jalan menuju kamar tempat beliau mutala`ah harus melewati depan
gedeng dan sekepat di sebelah selatan, saya segera lari menuju ke kamar beliau
untuk mengambil rokok, tapi anehnya, ketika saya sampai di depan
gedeng(kediaman) ternyata beliau sudah ada di sekepat(berugak;tempat oarng
duduk) sedang ngajar, saya nekat masuk ke kamar untuk mengambil rokok, tapi apa
yang terjadi? ternyata beliau (Abah yang ada di dalam kamar sedang membaca
kitab( Mutala`ah) Saya mengurungkan niat, saya beranggapan bahwa Abah sudah
mengambil sendiri rokoknya. saya berjalan menuju madrasah dekat lokasi bangunan
madrasah Eh,!!! ternyata Abah masih ada di sana menunggu tukang, tanpa pikir
panjang saya kembali berlari menuju kamar abah untuk mengambil rokok, tapi apa
yang terjadi ketika saya sampai di depan pintu, ternyata abah ada di dalam
sedang membaca kitab(mutala`ah) dan pengajian di sekepat masih berjalan, ketika
itu saya memberanikan diri untuk berdehem (ehm) tanpa berpaling Abah langsung
menegur” arak napi mat” saya pun menjawab” Ampure Abah nenten arak
napi-napi” sambil saya melangkahkan kaki keluar dan terus saya masuk ke
Aula Yayasan yang dulu (sekarang tempat LAB komputer) sambil saya termenung dan
memikirkan peristiwa karomah tadi, belum sempat saya membaca jawaban yang
pasti, tiba-tiba beliau datang lewat pintu aula sebelah selatan, langsung
beliau bebase” Angkak te taokm endot” saya tidak mampu
berucap sepatah pun, langsung beliau masuk dan duduk di kursi yang agak reot,
saya mendekat dan berjabat tangan (besalam) beliau bebase, “Temoe sak dateng
piran nike adalah nabi khidir Alaihissalam, beliau menyuruh saya untuk kembali
menghidupkan Organisasi Jama`atul Mua`wanah dan memulai pengajian Sunan
Ad-darimi serta membangun rubath,
Akhirnya, kejadian peristiwa
tersebut saya teringat ungkapan Abu bakar RA. tentang sosok Saidina Umar RA, Pribadi
atau jiwa beliau (Abah) jauh lebih baik dari penampilan dzohirnya (Sumber:
Ustadz Rahmat)
Berbagai peristiwa di
atas , merupakan sebagaian kecil saja dari hasil inventarisasi pengalaman
langsung maupun tak langsung sumber informasi yang didapat penulis yang
dimaksudkan untuk menjadi gambaran bagi pembaca tulisan ini mengapa beliau
disebut sebagai seorang waliyullah, kalau saja peristiwa-peristiwa yang dialami
oleh murid-murid beliau seperti yang telah dikemukakan di atas dihubungkan
dengan berbagai pengetahuan tentang keberadaan seorang waliyullah lalu kita
kembali merujuk berbagi literature menyangkut waliyullah, maka apa yang terjadi
itu sesungguhnya sesuatu yang lumrah bagi seorang yang telah diberi kelebihan
oleh Allah (Mendapat ridho Allah) Imam Gazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin
dengan tegas mengmukakan bahwa “Siapa saja yang membantah adanya manusia
tingkat nabi sebab menurut beliau, yang membedakan manusia biasa dengan para
nabi dan wali itu salah satu diantaranya adalah kebersihan hatinya ( Qolbu)
semua muslim bisa jadi wali sepanjang terpenuhi sejumlah persyaratan yang
digariskan oleh Allah yang tersimpul dalam kata” taqwa” karena itu, orang
memilki kekeramatan adalah orang yang tinggi tingkat kemuliaannya di sisi
Allah, karena itu pula, orang-orang saleh tidak perlu harus belajar ilmu
paranormal, ilmu dukun, ilmu bela diri, ilmu kekebalan atau ilmu-ilmu sejenis
itu,untuk sekedar memperlihatkan kelebihannya pada orang lain, mengapa? Karena
justru dengan “keramat” itu orang tersebut telah memiliki
sesuatuyang luar biasa yang lebih dari yang dipelajari secara awam, karena
orang-orang demikian adalah orang yang dekat dengan Allah; orang yang jiwanya
bersih dari sifat-sifat tercela, sebaliknya penuh dengan sifat-sifat terpuji.! Lebih
jauh Imam Gazali menerangkan bahwa jiwa yang memiliki derajat luar biasa (
seperti mikjizat para Nabiyullah dan Rasulullah serta keramat para waliyullah)
memiliki kemampuan lebih dalam hal mengatur diri dan orang-orang lain serta
mengatur soal-soal lain, ketika ia berupaya menyembuhkan orang sakit dan si
sakit itu sembuh tentu karena faktor kelebihan kamampuan yang ada padanya
sebagai anugerah Allah, dengan kata lain; apa yang tak dapat dilakukan orang
lain, mungkin saja dapat dilakukannya karena mereka tergolong orang-orang yang
taqarrub-ilallah (dekat dengan Allah) karenanya wajar jika orang-orang demikian
mampu melakukan sesuatu yang istimewa secara kasad mata. dalam sebuah Hadis
Qudsi (Mustafa Zahra, 1984:119) dinyatakan bahwa:Senantiasa hambaku mendekatkan diri kepadaku
dengan amal-amal yang nawafil ( sunnat) sehingga Aku( Allah) mencintainya,
.maka bila aku telah cinta padanya jadilah Aku pendengarannya yang dengan dia mereka
mendengar, jadilah Aku matanya yang denga dia mereka melihat, jadilah Aku
lidahnya yang dengan dia mereka berkata jadilah Aku tangannya yang dengan dia
mereka memukul, jadilah Aku kakinya yang dengan dia mereka berjalan.
POSTED BY: MUSLEH MAULANA
HP:085338736697
Tidak ada komentar:
Posting Komentar