Pendidikan adalah upaya mewariskan
nilai-nilai luhur pada si terdidik. Tetapi yang terjadi dengan pendidikan agama
Islam di sekolah-sekolah formal saat ini belum mampu memawariskan nilai-nilai
luhur tersebut. Rendahnya moralitas dan sikap keberagamaan siswa mencerminkan
kelemahan sistem pendidikan yang dijalankannya. Di saat yang sama, ada fenomena
memanarik pada pendidikan pesantren yang memperlihatkan keadaan sebaliknya.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menjelaskan proses pertumbuhan dan
perkembangan pondok pesantren Attauhidiyah NW Lembar Labuan Tereng. 2)
Menggambarkan dan menganalisis sistem pembelajaran pondok pesantren
Attauhidiyah. 3) Mendeskripsikan dan menganalisis efektifitas sistem
pembelajaran pondok pesantren Attauhidiyah dalam penanaman akidah dan sikap
keberagamaan santri. Penelitian ini berpijak pada kerangka pemikiran bahwa
pondok pesantren memiliki sistem pembelajaran yang khas yang membedakan dengan
lembaga pendidikan lainnya. Ciri khas inilah yang mengantarkan pondok pesantren
berhasil dalam menanamkan akidah dan sikap keberagamaan santri. Dalam
penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif yang berbentuk studi kasus. Data
dikumpulkan dengan teknik wawancara, pengamatan lapangan dan studi dokumen.
Keabsahan data diperoleh dengan cara triangulasi dan kecukupan referensial.
Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Dalam perjalanan sejarah pondok pesantren
Attauhidiyah ada dua sistem pembelajaran yang digunakan, yaitu sistem halaqoh
dan sistem klasikal (madrasah). Penyelenggaraan pendidikan di pondok pesantren
Attauhidiyah digerakan oleh dua organisasi besar, yaitu organisasi pondok
pesantren Attauhidiyah untuk melayani pendidikan santri mukim dan organisasi
Majlis Ta’lim dan Dakwah Attauhidiyah (MTDA) untuk menangani pendidikan santri
Lombok. 2) Proses pembelajaran di Pondok Pesantren Attauhidiyah NW Lembar lebih
memokuskan pada pendidikan akidah dengan melalui tiga fase; fase pengenalan,
fase pemantapan dan fase penghayatan. Ada sekitar dua belas metode yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu metode bandongan, sorogan,
hafalan, musyawarah (diskusi), bahtsul masa’il, halaqoh, demonstrasi, riyadloh,
fathul kutub, sandiwara, musabaqah, dan majelis taklim. Metode tersebut
dilaksanakan melalui tiga tahap; tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap
evaluasi. 3) Sistem pembelajaran pesantren Attauhidiyah NW Lembar merupakan
sistem pembelajaran yang efektif dalam penanaman akidah dan sikap keberagamaan
santri. Di antara fakta yang dapat dikemukakan adalah banyak di antara santri
yang hafal dan paham tentang pokok-pokok akidah terutama tentang ketauhidan
yang menjadi sentral ajaran akidah. Tahap penghayatan yang merupakan fase
terakhir dalam penanaman akidah juga tampak jelas pada padatnya kegiatan dzikir
yang diikuti oleh santri. Pada perkembangan sikap keberagamaan santri juga
dapat disaksikan pada semakin taatnya santri dalam menjalankan
kewajiban-kewajiban agama terutama keantusiasan mereka dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dan hiziban
OLEH KAMAD MI: MUSLEH MAULANA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar